kepyapenkab.go.id – RSUD Serui kembali mendapat sorotan setelah di komplain oleh keluarga pasien yang mendapat rujukan ke Jayapura. Hal ini dikonfirmasi oleh Direktur RSUD Serui, dr Jhonny Abaa, M.Kes. dimana dari keterangan keluarga yang di unggah ke Grup Info Kejadian Kota Serui, dijelaskan bahwa keluarga kecewa dengan pelayanan manajemen rumah sakit Serui karena setelah diberangkatkan ke Jayapura dengan rujukan ke RS Provita, pasien di Tolak karena belum ada informasi dari Pihak RSUD Serui ke RS Provita Jayapura.
Pasien pun dirujuk kembali ke RSUD Dok 2 Jayapura namun di tolak karena ruangan yang penuh, keluarga pun kembali merujuk pasien ke rumah sakit Marten indey dan hal yang sama pun terjadi. Pasien kembali dirujuk ke rumah sakit Bhayangkara Jayapura namun kemudian ditolak. Keluarga pun kembali memberangkatkan pasien ke Serui.
Direktur RSUD Serui pun melakukan konfirmasi melalui sambungan telepon kepada direktur rumah sakit provita Jayapura, drg. Frenska Yang dalam keterangannya mengatakan bahwa rumah sakit provita memiliki ruangan ICU dengan kapasitas 6 bet dan saat ini telah ditingkatkan menjadi 10 bet namun semuanya penuh, bahkan mengalami stagnan yang menyebabkan pasien menunggu di IGD, sehingga menyebabkan pasien ditolak dengan alasan tidak tersedianya tempat tidur. Setelah dirinya meminta keterangan dari perawat dan dokter yang merujuk pasien tersebut memang belum menghubungi rumah sakit rujukan tujuan, karena sebelumnya sistem rujukan secara otomatis akan menerima pasien rujukan berdasarkan surat rujukan yang dikeluarkan oleh rumah sakit. Dan rujukan online oleh BPJS, namun pasien tersebut mengalami kecelakaan dan dilarikan ke UGD Serui dan didiagnosa mengalami benturan di kepala sehingga harus dirujuk pasien pun dirujuk menggunakan klaim jasa Raharja.
dr. Jhonny Abaa menyebutkan bahwa dalam sistem rujukan di rumah sakit apabila terdapat rujukan dari rumah sakit tipe D kepada rumah sakit tipe c ataupun tipe B, tidak ada masalah jika ada surat rujukan dari rumah sakit, dan rujukan online BPJS nya sudah ada, maka pasien akan diterima di tempat tujuan yang dirujuk. Ketika rujukan tersebut dikeluarkan oleh RSUD maka pasien akan diantarkan sampai tiba di rumah sakit rujukan tujuan dan menjadi tanggung jawab di rumah sakit rujukan tersebut. Diakuinya bahwa selama menjabat 2 kali sebagai Direktur RSUD Serui, Hal ini baru pertama kali terjadi di mana pasien yang dirujuk oleh RSUD Serui ke RS Provita Jayapura ditolak di rumah sakit rujukan tersebut.
Sementara untuk kasus ini, Management RS Provita Jayapura menjelaskan bahwa ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan tujuan tidak tersedia atau penuh. Hal yang sama juga dialami di RSUD Dok 2 Jayapura, sementara di rumah sakit rujukan lain (Marten indey) dokter saraf tidak berada di tempat sehingga pasien kembali dikirimkan ke Serui.
Dirinya bersama seluruh staf RSUD Serui juga memohon maaf kepada keluarga besar pasien atas ketidaknyamanan yang terjadi. Dan berharap agar dapat merawat kembali ibu atau pasien yang sudah kembali ke Serui tersebut
“Kami tidak membelah diri untuk keluarga kami siap dikoreksi dan perlu dilakukan evaluasi ke depan” ujarnya