Serui – Wakil Ketua III Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Kepulauan Yapen, Bernard Worumi, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) atas pelaksanaan pelatihan kerajinan berbasis kearifan lokal yang digelar di Hotel Fardan, Anotaurei, Selasa (4/11/2025).
Dalam kegiatan yang dibuka oleh Wakil Bupati Roi Palunga itu, Bernard menegaskan bahwa DPRK, khususnya perwakilan dari kursi adat yang berjumlah enam anggota, mendukung penuh inisiatif pengembangan sektor industri kreatif sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat.
“Kami dari perwakilan kursi adat di DPRK menyambut baik dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dinas Perindag, terutama bidang industri, yang telah memberikan kontribusi luar biasa melalui kegiatan seperti ini,” ujar Bernard Worumi.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini didanai melalui program otonomi khusus (Otsus) dan diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, khususnya peserta pelatihan yang terlibat aktif.
“Kami harap masyarakat yang ikut pelatihan ini bisa sungguh-sungguh menerima materi, lalu menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari. Dari situ bisa muncul kegiatan ekonomi kreatif yang memberikan nilai tambah bagi penghasilan rumah tangga dan juga bagi daerah,” ujarnya.
Bernard juga mengingatkan pentingnya kesiapan masyarakat menghadapi Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) tingkat Provinsi Papua yang akan digelar di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2027.
“Pesparawi nanti bukan hanya melibatkan delapan kabupaten dan satu kota, tapi seluruh provinsi akan datang ke Yapen. Karena itu, masyarakat harus siap — tidak hanya sebagai tuan rumah, tapi juga sebagai pelaku ekonomi kreatif yang bisa menawarkan hasil kerajinan lokal,” katanya.
Ia menambahkan, kegiatan seperti ini perlu dimanfaatkan untuk memupuk kemandirian ekonomi masyarakat agar tidak selalu bergantung pada bantuan pemerintah.
“Kita ingin masyarakat bisa mandiri, punya usaha sendiri. Dari hasil kerajinan ini mereka bisa membiayai anak sekolah, kuliah, bahkan memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar Bernard.
Dalam kesempatan yang sama, Bernard Worumi juga menyoroti tantangan utama yang dihadapi para pengrajin, yaitu pemasaran produk. Untuk itu, DPRK akan mendorong pemerintah daerah agar menyediakan pasar khusus kerajinan tangan pada tahun anggaran 2026.
“Mama-mama ini sudah bisa buat kerajinan, tapi kendalanya ada di pemasaran. Karena itu kami minta Bappeda untuk merencanakan pembangunan satu pasar khusus bagi penjual hasil kerajinan lokal,” jelasnya.
Menurutnya, keberadaan pasar tersebut akan menjadi wadah bagi para pengrajin lokal untuk memasarkan produknya secara langsung, sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan atau tamu dari luar daerah.
“Kalau nanti ada pasar khusus, orang dari luar kota bisa langsung datang ke situ dan membeli produk asli Yapen. Itu yang kita harapkan di tahun 2026 bisa terealisasi,” tambahnya.
Bernard menegaskan, DPRK akan terus memberikan dukungan politik anggaran dan pengawasan agar program pengembangan ekonomi kreatif dan industri kecil menengah di Yapen dapat berjalan berkelanjutan.
“Kami di DPRK siap mengawal program-program seperti ini. Karena sektor kerajinan dan ekonomi kreatif adalah bagian penting dalam memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat sekaligus menjaga identitas budaya lokal Yapen,” tutupnya.(*)
