INFO
SUKSESKAN PEMILU KEPALA DAERAH SERENTAK 27 NOVEMBER 2024
Berita  

Dialog outdoor RRI Serui, banyak nelayan, tetapi harga ikan mahal

Reporter : Andrew Woria

Serui – Hari ini selasa, 18/02/2020, melalui program kerja sama Humas pemda Kepulauan Yapen dan RRI Serui, melangsungkan dialog outdoor (diluar studio RRI Serui) bersama Dinas Perikanan Kepulauan Yapen, yang mana bertugas sebagai Narasumber adalah Kepala Dinas, Daniel Reba, SE. Dalam kesempatannya, dirinya menjelaskan fungsi dinas perikanan adalah fungsi pembinaan dan fungsi pemberdayaan. Pengembangan sumber mata pencaharian pesisir yang telah dilakukan oleh dinas perikanan Kepulauan Yapen adalah mengembangkan potensi perikanan, baik perikanan laut maupun darat.

Pembudidaya perikanan darat meliputi sumber daya ikan tawar baik di sungai, kolam dan alam. Selain itu juga dinas memiliki Balai Benih Ikan seluas 1 hektar lebih, namun potensi ini masih belum dikelola secara benar. Pada potensi perikanan laut sendiri terdiri dari dua, yaitu potensi budidaya ikan laut dan potensi tangkap, semua potensi ini dapat memberikan kesejahteraan jika dikelola secara baik.”

Kadis Perikanan Kepulauan Yapen, Daniel Reba, SE menjelaskan bahwa untuk budidaya ikan air tawar, yang pertama harus dilakukan oleh dinas perikanan bagi masyarakat pembudidaya, yaitu pihaknya telah melakukan identifikasi lapangan, guna mengecek semua masyarakat yang memiliki potensi, baik budidaya ikan air tawar maupun budidaya ikan air laut.

Menurutnya budidaya ikan air tawar sendiri, belum secara maksimal terjangkau di distrik-distrik, disekitar kota serui.

Dari data dinas, luas wilayah Kepulauan Yapen yaitu 2.432,49 km persegi, sementara luas laut 4.713,16 km persegi, selain itu  jumlah nelayan di Kepulauan Yapen adalah 4.676  orang nelayan, sementara jika diklasifikasikan nelayan yang melakukan aktifitas melaut, terbagi menjadi :

  1. Nelayan Utama,
  2. Nelayan Sambilan, dan
  3. Nelayan Sambilan Tambahan,

“Data diatas belum cukup bagi Dinas Perikanan, sehingga perlu dilakukan identifikasi ulang terkait status dan data nelayan tersebut, sementara bantuan terus diberikan namun harga ikan masih mahal, ke depan nanti kami akan menjadikan ini perhatian yang harus diperbaiki oleh dinas perikanan Kepulauan Yapen.” Ungkapnya.

Daniel juga mengatakan bahwa hal lain yang menjadi perhatian jajarannya adalah nelayan tradisional. Menurutnya para nelayan tradisional masih perlu pendampingan, ia tak memungkiri bahwa dinas perikanan sendiri belum melakukan pendampingan secara menyeluruh bagi nelayan tradisional. Banyak nelayan tetapi harga ikan mahal,  menurutnya hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yang pertama yaitu nelayan di Kepulauan Yapen ini secara angka ada 4 ribuan belum terdata secara jelas untuk mendapatkan kartu nelayan, yang salah satu syaratnya yaitu harus memiliki KTP dengan status mata pencahariannya sebagai nelayan, sehingga bisa terlayani ketika meminta kuota BBM. Hal ini lha yang mejadi salah satu factor nelayan belum mendapat kuota BBM yang layak secara benar, karena masih menggunakan BBM eceran dengan harga diatas harga normal, sehingga menyebabkan ongkos produksi cukup tinggi yang berujung pada harga ikan menjadi mahal.

Dirinya juga menyadari ada beberapa tahapan yang dilewati, seperti pendampingan, sehingga ke depan akan menjadi fokus dinas perikanan dalam melakukan intervensi kebijakan kepada kelompok nelayan. Daniel menjelaskan bahwa dirinya berkomitmen akan melakukan identifikasi kelapangan yang dilanjutkan pembentukan dan pendampingan kelompok, juga dilanjutkan dengan pendampingan penyusunan rencana kerja sampai dengan evaluasi.

Sementara itu seorang penelpon dalam dialog tersebut dari warga masyarakat di distrik Anotaurei, Ibu  Wayangkau menanyakan upaya dinas untuk mengalihkan selera masyarakat dari perikanan laut untuk menikmati budidaya ikan air tawar,  Daniel menjawab berbicara tentang nelayan, yang akan muncul dalam benak kita yaitu berbicara tentang laut, hal ini disebabkan karena kita telah terbiasa dengan meramu yang sudah tersedia di alam, tapi setelah adanya perkembangan ilmu perikanan, maka mulai berkembang dengan adanya budidaya. Namun tidak dipungkirinya, saat ini pihaknya baru menjangkau distrik terdekat, tetapi tidak menutup kemungkinan dirinya akan berusaha untuk dapat dikembangkan ke distrik lainnya.

 (foto : C.R.I)