Reporter : Andrew Woria

Serui – Yayasan Kalimajari dalam mewujudkan cita-cita mulianya guna pengembangan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pesisir menyasar Indonesia timur sebagai target program. Sebagai daerah yang masih minim pencemaran dan polusi, Indonesia timur menjadi target yang sangat cocok dalam pengembangan budidaya rumput laut. Kalimajari tidak hanya mengedukasi petani tetapi juga meningkatkan peran serta pelaku pertanian lainnya seperti pabrik, pemerintah, BUMD dan BUMDes, agar kegiatan budidaya rumput laut tetap berjalan secara berkelanjutan. Program tersebut dijalankan di 3 provinsi di wilayah timur, yaitu Papua, Papua Barat, dan NTT. Dari 3 provinsi program menyebar di 11 kabupaten, sementara khusus di Papua hanya 2 kabupaten yaitu Kabuapten Biak dan Kabupaten Kepulauan Yapen.

Pada hari senin, 06/01/2020, Pemerintah Kepulauan Yapen melakukan audiensi bersama Yayasan Kalimajari. Audiensi tersebut guna membahas peningkatan ekonomi, salah satunya yaitu keberlanjutan program rumput laut yang sudah dijalankan sebelumnya, sekaligus mendiskusikan langkah bersama untuk memajukan rumput laut di Kepulauan Yapen, dengan mendorong dukungan KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan) dalam pengembangan rumput laut dan BPPT dalam peningkatan kualitas bibit rumput laut.

Direktur Yayasan Kalimajari, Agung Widiastuti menjelaskan bahwa, secara potensi di Kepulauan Yapen sangat luar biasa, dengan karakteristik parameter air laut dan secara eksisting dengan adanya beberapa petani yang sudah membudidayakan rumput laut dan berkembang. Dirinya bersama Yayasan kalimajari melakukan pendekatan baru, yaitu dengan membangun market sistem, namun yang menjadi salah satu problem yang dihadapi oleh para petani rumput laut di Kepulauan Yapen yaitu ketersediaan bibit secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas, dimana secara konsisten Kepulauan Yapen sendiri berada cukup jauh dari sumber bibit. Sehingga audiensi kali ini diharapkan dapat menyamakan pemahaman bahwa Kepulauan Yapen ke depannya akan menjadi sentra produksi rumput laut, sehingga mimpi tersebut harus bisa di wujud nyatakan. Kalimajari sendiri juga membantu pemerintah untuk memetakan persoalan tersebut, salah satunya dengan memetakan stakholder yang  memang harus terlibat, seperti peranan balai terutama balai di Ambon.

Terkait ketersedian bibit rumput laut direktur Kalimajari ini menjelaskan, bahwa perlu dibangun 1 lab. intermediate, yang akan mempersiapkan bibit rumput laut dalam menyesuaikan diri dengan alam, khususnya di Kepulauan Yapen.

Hal ini juga mendapat tanggapan dari pemerintah Kepulauan Yapen yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, Ir. Alexander Nussy, MM mengatakan bahwa, kehadiran yayasan Kalimajari ini membantu pemerintah daerah, dalam melakukan pengembangan rumput laut di Kabupaten Kepulauan Yapen. menurutnya, sesuai dengan rencana pembangunan jangka panjang, visi Kabupaten Kepulauan Yapen ke depan secara menyeluruh bahwa Kabupaten Kepulauan Yapen unggul di bidang perikanan, kelautan dan pariwisata, berbasis budaya lokal baik di kawasan Saireri maupun di kawasan Pasifik. Sementara untuk bidang pertanian dan perkebunan, tidak dapat dikembangkan secara luas dikarenakan hutan dan lahan yang ada di Kepulauan Yapen, merupakan hutan lindung. Sekretaris Daerah juga melihat pengembangan rumput laut yang ada di Kepulauan Yapen belum cukup maju, dari sisi manajemen dan sisi teknis. Dari audiensi kali ini juga sudah di temukan titik terang, dengan membuat satu konsep intervensi di Kepulauan Yapen, sehingga bisa membangun rumput laut sebagai produk unggulan ke depan.

Audiensi ini dihadiri oleh Sekertaris Daerah Kepulauan Yapen, Ir. Alexander Nussy, MM, Assisten II Setda, Gokman Simbolon, SH, Assisten III Setda, Erny R. Tania, S.IP, Kadis. Perikanan, Daniel Reba, Kadis Pertanian & Ketahanan Pangan, Ir. Wahyudi Iriyanto dan perwakilan Yamase serta Bappeda Kepulauan Yapen.

Foto dan Video : Marvin Raubaba

[su_custom_gallery source=”media: 8589,8590,8591,8592″ limit=”15″ target=”blank” width=”280″ height=”160″ title=”never”]