Reporter : Andrew Woria
Serui – Hampir 4 bulan sudah, pembatasan wilayah di berlakukan oleh pemerintah provinsi Papua, yang di ikuti oleh kabupaten kota ditengah pandemi di Provinsi Papua. Pembatasan akses transportasi tersebut, membawa dampak yang patut dipertimbangkan. Seperti yang di rasakan oleh ratusan warga asal kabupaten Kepulauan Yapen, yang terjebak di ibu kota Provinsi Papua, Kota Jayapura. dari pantauan langsung oleh tim liputan di lapangan, dimana pada hari rabu, 17/06/2020 KM. Dobonsolo tiba dan sandar di pelabuhan Serui, 454 penumpang yang terdata turun di pelabuhan Serui dengan penerapan protokol kesehatan. Selanjutnya ratusan warga kabupaten Kepulauan Yapen asal kota Jayapura ini langsung di evakuasi ke stadion Marora, guna dilaksanakan skrining awal (rapid test).
Ketika ditemui kepada Siska Kamil, warga Kelurahan Tarau, Distrik Yapen selatan yang baru tiba dari Jayapura ketika diwawancarai, sangat berterima kasih kepada pemerintah daerah melalui gugus tugas pencegahan covid-19 Kabupaten Kepulauan Yapen, yang telah bersedia membantunya dalam pemeriksaan rapid test. Dirinya sendiri terjebak di kota Jayapura sejak maret 2020 lalu dan baru bisa kembali saat ini. Kepada media, siska menjelaskan bahwa selama di Jayapura, ia telah difasilitasi oleh Forum masyarakat Saireri, serta Forum Pemuda Saireri dan Legislator DPRP, Boy Markus Dawir untuk membantu dalam kepulangannya. Dirinya telah menjalani pemeriksaan rapid test sebanyak dua kali di Jayapura dengan hasil Non Reaktif, hingga kepulangannya dengan KM. Dobonsolo, diakuinya bahwa dalam kapal, juga diterapkan pembatasan jarak, serta wajib menggunakan masker. Sementara terkait dengan penanganan di Pelabuhan Serui, Siska mengakui sangat berterima kasih serta memberi apresiasi kepada pemerintah daerah Kepulauan Yapen. Dimana dari hasil rapid testnya di stadion Marora pada rabu, 17/0/2020, diperoleh hasil Negatif / Non Reaktif dan sehingga di perbolehkan kembali kerumahnya. Hal yang sama juga di ungkapkan Abdulah, 41 tahun warga jl. Sumatera, kelurahan Serui kota, distrik Yapen Selatan ini, mengaku terjebak di kota Jayapura selama 4 bulan. Dirinya telah 2 kali melakukan rapid test yang di fasilitasi oleh Forum Komunikasi Masyarakat Saireri, yaitu pada 22 mei 2020 dan kedua pada 09 Juni 2020 dengan hasil non reaktif. Dirinya juga menyampaikan apresiasi atas penanganan protokol kesehatan di Kepulauan Yapen dalam melayani ratusan masyarakat yang tiba dengan KM.Dobonsolo.
(Foto : VJ Polanunu & C.R.I)