Dalam rapat paripurna III DPRD Kabupaten Kepulauan Yapen pada 24 September 2019, ketua DPRD Melianus Wayangkau pada pidato penutupan menyoroti kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Yapen di bawah kepemimpinan Saskar Paiderou.
Melianus menjelaskan bahwa kritikan tersebut terkait dengan kunjungan kerjanya bersama Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen ke beberapa distrik, di sana dirinya bertemu sejumlah anak-anak sekolah yang sudah mencapai kelas 4, 5 dan 6 yang belum bisa membaca dengan baik.
Selain itu terdapat satu sekolah di distrik Yeirui, kampung Ausem yang di bangun dengan beratapkan daun sagu atau rumbia. Hal ini dinilai DPRD sedikit mencoreng kinerja pemerintah karena di kepemimpinan Tony Frans pada jilid I dan jilid II telah berkomitmen bersama-sama untuk mengembalikan citra Kabupaten Kepulauan Yapen sebagai Kota Pendidikan, dengan alokasi dana anggaran yang cukup besar.
Dirinya menambahkan kenyataan yang dilihat ada 1 kepala sekolah yang mengajar untuk 6 kelas dan setelah mengajar di SD kemudian kepala sekolah tersebut lanjut lagi untuk mengajar di SMP, sedangkan ada banyak guru di kota bahkan ada yang tidak datang di tempat tugas ungkap Melianus.
Hal ini menyebabkan DPRD Kabupaten Kepulauan Yapen angkat bicara sehingga pemerintah daerah dapat mempertimbangkan serta mengoreksi OPD Terkait.
Melianus Wayangkau juga berharap bahwa sebagai pimpinan dewan pihaknya akan terus mengawasi seluruh kerja pemerintahan di Kabupaten Kepulauan Yapen agar cita-cita visi besar Bupati dan Wakil Bupati dapat tercapai.
Menanggapi kritikan dari ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Yapen, Melianus Wayangkau pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Yapen pun angkat bicara. Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen, Frans Sanadi, B.Sc, S.Sos, MBA ketika dijumpai humas mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi di distrik Yerui telah disikapi 6 bulan yang lalu dengan memanggil Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Yapen untuk dimintai keterangan, Frans juga menjelaskan saat ini telah dilakukan perbaikan. Dirinya juga prihatin dengan kondisi yang terjadi. Wakil Bupati menjelaskan bahwa pemerintah daerah tidak diam, tetapi telah menindak lanjuti temuan tersebut.
Mengenai tenaga guru, Frans menjelaskan bahwa akan mencari dan menetapkan guru yang tetap berada di tempat sehingga dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat di distrik terluar yakni distrik Yerui terutama di kampung Ausem. Mengenai kepala-kepala sekolah, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen juga telah mengevaluasi dan menyerahkan daftar kepala sekolah Kepada Bupati dan Bupati memberi kebijakan bahwa kepala sekolah yang menjabat tidak harus seorang guru tetapi peluang ini dibuka luas bagi semua ASN di wilayah Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Yapen yang menjabat dapat mengikuti seleksi dalam uji kompetensi.
Tim liputan humas setda kepulauan Yapen.