Serui – Perayaan Natal di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun ini dihayati sebagai momentum iman yang menghadirkan damai, kebersamaan, serta kepedulian terhadap lingkungan. Melalui Lomba Pondok Natal 2025.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen mengajak masyarakat menyambut kelahiran Yesus Kristus Raja Damai dengan membangun pondok-pondok Natal yang ramah lingkungan dan tertata dengan rapi.
Antusiasme masyarakat terlihat sejak imbauan pemerintah daerah disampaikan, terbukti dengan 124 pondok Natal di 5 distrik ini.

Pemuda gereja, jemaat, kompleks, rayon, organisasi, hingga masyarakat kampung bergotong royong membangun pondok-pondok Natal di Distrik Yapen Selatan, Anotaurei, Kosiwo, Angkaisera, dan Yawakukat.
Lomba Pondok Natal tahun ini menekankan ketentuan kepedulian lingkungan. Pondok Natal ditata rapi dan bersih, baik pada siang maupun malam hari, serta mendorong pemanfaatan bahan daur ulang, khususnya sampah plastik untuk pembuatan pohon Natal, palungan, dan berbagai aksesori lainnya.
Penataan pondok juga memperhatikan ketertiban ruang publik, dengan tidak menggunakan badan jalan.
Tahapan verifikasi pondok Natal dilakukan oleh tim verifikator pada 1–10 Desember 2025.
Selanjutnya, penilaian lapangan dilaksanakan pada 19–22 Desember 2025 oleh panitia dan juri lintas unsur yang melibatkan Persekutuan Gereja-Gereja Kristen (PGGK), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Dinas Lingkungan Hidup, serta Sekretariat Daerah (Setda) Kepulauan Yapen.
Ketua PGGK Kabupaten Kepulauan Yapen, Pdt. Kristiano Tanawani, menyampaikan bahwa penilaian pondok Natal dilakukan dengan melihat kesesuaian terhadap ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah daerah, sekaligus pesan iman yang dihadirkan.
“Sebagai tim penilai, kami bekerja untuk memastikan pondok-pondok Natal yang dibangun masyarakat tidak hanya indah secara visual, tetapi juga menyampaikan pesan Natal tentang kepedulian terhadap lingkungan, kebersamaan, dan damai,” ujarnya.
Menurutnya, penggunaan bahan daur ulang dalam pondok Natal menjadi pengingat bahwa lingkungan adalah pemberian Tuhan yang harus dijaga dan dipelihara bersama.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Setda Kepulauan Yapen, Simon Worumi, yang juga berperan sebagai panitia dan juri penilai, menegaskan bahwa lomba ini dirancang sebagai gerakan partisipatif masyarakat.

“Pemerintah daerah mengapresiasi seluruh partisipasi warga. Penilaian dilakukan untuk memastikan ketentuan dijalankan dengan baik, namun yang terpenting adalah keterlibatan masyarakat dalam menghadirkan Natal yang bermakna dan peduli lingkungan,” katanya.
Bupati Kepulauan Yapen Benyamin Arisoy bersama Wakil Bupati Roi Palunga turut memberikan apresiasi atas keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan tersebut.
Pemerintah daerah memandang Lomba Pondok Natal sebagai upaya membangun kesadaran bersama bahwa perayaan Natal juga diwujudkan melalui tindakan nyata menjaga lingkungan dan memperkuat persaudaraan.
Pengumuman hasil penilaian dijadwalkan diumumkan pada ibadah perayaan satu abad Pohon Terang di Kepulauan Yapen pada 25 Desember 2025, yang diharapkan menjadi puncak perayaan Natal yang membawa damai, harapan, dan kepedulian bagi seluruh masyarakat. (*)







