Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Kepulauan Yapen merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Papua. Luas wilayah daratan Kabupaten Kepulauan Yapen adalah 2.429,03 km2 berdasarkan Surat Badan Informasi Geospasial No. B-8.31/PBW-BIG/IGD.04.04/6/2021.
Berdasar Peraturan Daerah Kepulauan Yapen No. 3 Tahun 2021 telah dibentuk Distrik Nusawani yang berasal dari sebagian wilayah Distrik Kepulauan Ambai, sehingga secara administratif Kabupaten Kepulauan Yapen terdiri dari 17 distrik (distrik) dengan Ibu Kota Kabupaten terletak di Serui Kota.
Distrik Yapen Utara merupakan wilayah yang memiliki luas wilayah terbesar dengan persentase 15,89% dari keseluruhan Kabupaten Kepulauan Yapen. Distrik Nusawani merupakan distrik dengan luas terkecil, sebagai distrik pemekaran baru yang hanya seluas 0,25% yakni seluas 618 ha.
Sementara Distrik Windesi merupakan wilayah yang lokasinya paling jauh dari ibu kota kabupaten dengan jarak 120 mil.
Berdasarkan posisinya, Kabupaten Kepulauan Yapen berbatasan dengan area wilayah berikut ini:
- sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Mamberamo Raya;
- sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Manokwari (Provinsi Papua Barat);
- sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Biak Numfor; dan
- sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Waropen.
Letak dan Kondisi Geografis
Dari segi kondisi geografi, lokasi Kabupaten Kepulauan Yapen terpisah dari dataran utama Pulau Papua dan berada di perairan Teluk Cenderawasih dengan letak absolut antara 2° 2,4’ 8,42” LS – 1° 23,4’ 19,55” LS dan 134° 56’ 21,708” BT – 137° 4,2’ 20,592” BT.
Kabupaten ini terdiri dari 3 pulau utama yaitu Pulau Yapen, Pulau Kurudu, dan Pulau Poom, serta beberapa pulau kecil di sekitarnya.
Keberadaannya sebagai kepulauan menawarkan lingkungan yang unik dengan keanekaragaman hayati laut yang melimpah. Kabupaten Kepulauan Yapen memiliki peran strategis yang penting berdasarkan letak geografisnya di lekukan Teluk Cenderawasih dan termasuk dalam Kawasan Andalan Laut Teluk Cenderawasih.
Posisi ini menjadikannya penghubung penting dalam jaringan transportasi laut dan pengembangan ekonomi maritim di kawasan tersebut, khususnya untuk mendukung hubungan dengan Kabupaten Waropen. Selain itu, keterhubungan Kabupaten Kepulauan Yapen dengan Kabupaten Biak Numfor sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) semakin memperkuat peran strategis Kabupaten Kepulauan Yapen.
Dalam hal ini, Kabupaten Kepulauan Yapen dapat berfungsi sebagai pendukung Kabupaten Biak Numfor, terutama melalui kontribusi dalam sektor kelautan, perikanan, dan pariwisata, sekaligus memanfaatkan infrastruktur dan konektivitas Kabupaten Biak Numfor untuk memperluas akses ekonomi dan pembangunan wilayah.
Menurut klasifikasi Schmidt–Ferguson, wilayah ini termasuk dalam kategori beriklim tropis, yang dikenal sebagai iklim tropis basah. Ciri-ciri iklim ini meliputi tingkat kelembaban yang tinggi, fluktuasi suhu udara sepanjang tahun, dan musim hujan yang dipengaruhi oleh arah angin barat, timur, dan selatan. Menurut pencatatan Stasiun Meteorologi dan Geofisika Serui, pada tahun 2020 suhu udara minimum di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah 21,8°C dan suhu udara maksimum adalah 33,8°C dengan rata-rata kelembaban udara antara 80-84%.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (tahun 2019-2023), curah hujan di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen cukup tinggi dengan rata-rata 174,82 mm per tahun.
Curah Hujan Kabupaten Kepulauan Yapen 2019-2023
Sumber: Kabupaten Kepulauan Yapen Dalam Angka 2020-2024, diolah 2024
Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen memiliki topografi yang berbukitbukit dan bergunung-gunung, dengan sebagian kecil wilayah yang datar dan landai, terutama di bagian Timur dan Barat Pulau Yapen. Kemiringan lahan bervariasi, mulai dari yang datar hingga berbukit.
Daerah pantai memiliki kemiringan antara 0-40%, sementara daerah bergelombang hingga berbukit, yang lebih banyak terdapat di sekitar Pulau Yapen, memiliki kemiringan antara 40-60%. Ketinggian wilayah pantai berkisar antara 0-10 meter di atas permukaan laut, sedangkan bagian tengah wilayah ini memiliki ketinggian berkisar antara 200-1.500 meter di atas permukaan laut.
Topografi Kabupaten Kepulauan Yapen yang didominasi oleh perbukitan dan pegunungan ini mempengaruhi aksesibilitas dan pengembangan infrastruktur. Daerah yang curam juga membatasi penggunaan lahan untuk pertanian atau permukiman dan meningkatkan risiko erosi serta longsor, terutama pada kemiringan 40-60% terutama dengan curah hujan yang tinggi.
Namun, topografi yang beragam ini juga menawarkan peluang pengembangan sektor pariwisata alam dengan memerlukan pengelolaan risiko lingkungan dan sumber daya air yang baik.
Hidrologi
Di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen banyak terdapat aliran sungai baik yang berbentuk kecil, sedang, hingga besar. Sungai-sungai tersebut berada pada pesisir pantai selatan dan utara pulau Yapen. Keberadaan sungai-sungai tersebut dapat dijumpai di beberapa tempat antara lain Dawai, Warironi, Wabuayar, Kainui (Sungai Wadiati, Sungai Kainui, Sungai Umburwai), Serui (Mantembu – Mariadei), Aromarea, Tatui, Ariepi (Sungai Manawati), Kamanap, Kanawa, Sasawa, Kairawi, Papuma, Ansus, Artunai, Woinap, dan Mariarotu. Aliran sungai-sungai tersebut bermuara ke Teluk Cenderawasih (Saireri).
Selanjutnya sungai-sungai yang berada di sekitar Poom, Marau, Munggui, Windesi, Kaonda, Ariobu, Sarderi, Artaneng, Doreimanona dan Yobi mengalir bermuara ke utara Selat Yapen.
Geologi
Dari segi karakteristik geografis Pulau Yapen, wilayah ini merupakan daratan yang memiliki struktur geologi yang sangat beragam. Variabilitas ini tercermin dalam berbagai jenis batuan yang ada, mulai dari yang tidak berkapur hingga yang berkapur dan batuan beku.
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Kepulauan Yapen juga memiliki ciri khas yang hampir merata dan bervariasi. Hal ini terkait dengan topografi wilayah yang bergelombang serta adanya cekungan patahan yang cukup signifikan, yang memungkinkan beberapa bagian wilayah memiliki kesuburan tanah yang berbeda. Jenis tanah yang ada meliputi:
- Kambisol Gleik, yang sebagian besar tersebar di semua distrik, dengan distribusi terbesar
berada di Distrik Yapen Barat. - Mediteran Kromik, yang tersebar hampir merata di setiap distrik karena bahan dasarnya adalah alluvial yang mendominasi seluruh permukaan Pulau Yapen.
- Podsolik, yang sering berhubungan dengan tanah latosol atau tanah rendzina, dan banyak ditemukan di daerah dengan iklim basah. Jenis tanah ini dominan di Distrik Yapen Timur.
- Organosol, yang tersebar merata di sepanjang pantai Pulau Yapen.
- Latosol, yang umumnya terdapat di dataran rendah, terutama di sepanjang pantai Pulau Yapen, dan hampir tersebar di semua distrik.
- Inceptisol, yang lebih dominan di wilayah tengah Pulau Yapen, meskipun beberapa bagian kecil juga dapat ditemukan di Distrik Yapen Timur dan Distrik Pantai Utara.
Penutupan Lahan
Penutupan lahan di Kabupaten Kepulauan Yapen didominasi oleh hutan lahan kering primer dan sekunder. Selain itu, jenis penutupan lain yang cukup dominan adalah pertanian lahan kering bercampur semak.
Meskipun demikian, menurut KLHS RPJPD Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2025-2045 diketahui bahwa daya dukung lahan pertanian Kabupaten Kepulauan Yapen masuk dalam kategori daya dukung pangan telah terlampaui. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tanah di daerah ini belum mampu mendukung produksi pangan karena belum maksimalnya produktivitas berbagai komoditas pertanian sehingga diperlukan dukungan berupa peningkatan teknologi, infrastruktur, dan kapasitas petani.
Sumber : Dokumen RPJMD Kabupaten Kepulauan Yapen 2025 – 2045