Serui – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) menggelar Pelatihan Membatik pada 18–22 November 2025 yang dipusatkan di kantor Perindag. Kegiatan ini dibuka oleh Bupati Kepulauan Yapen Benyamin Arisoy yang diwakili Plh Sekda Oktovianus Ayorbaba. Pada Rabu (19/11/2025)
Hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua III DPRK Kepulauan Yapen Bernard Worumi, perwakilan Bappeda, TP-PKK Kepulauan Yapen, Distrik Yapen Selatan, instruktur, serta para peserta.

Dalam sambutan Bupati yang dibacakan Plh Sekda, pemerintah daerah menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara, narasumber, dan peserta yang mengikuti pelatihan dengan penuh semangat. Pelatihan membatik ini dinilai penting untuk mendorong kreativitas masyarakat, meningkatkan keterampilan ekonomi produktif, serta membuka peluang usaha baru bagi pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Yapen.
Bupati menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat identitas budaya daerah melalui pengembangan motif batik yang mencerminkan kekayaan alam dan nilai-nilai lokal masyarakat Yapen. Ia berharap peserta dapat mengikuti seluruh materi dengan sungguh-sungguh dan menerapkannya dalam usaha maupun pemberdayaan masyarakat.

Plt Kepala Dinas Perindag Yapen, Alwi Masse, menjelaskan bahwa pelatihan ini diharapkan melahirkan karya batik khas Yapen yang dapat dipromosikan dan dipasarkan secara lebih luas. Ia menyampaikan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan ruang khusus untuk menampung dan memasarkan karya membatik serta produk kerajinan lain hasil program pelatihan yang digelar Perindag.
“Kami berharap peserta lebih tekun, proaktif, dan mengikuti arahan instruktur sehingga kemampuan mereka meningkat dan hasilnya dapat diaplikasikan dalam usaha nyata,” ujar Alwi Masse.

Wakil Ketua III DPRK Kepulauan Yapen, Bernard Worumi, menekankan pentingnya peserta menggali motif-motif batik yang bersumber dari seni ukir masyarakat adat Yapen—baik dari Yapen Barat, Yapen Timur, Ambai, hingga Menawi yang selama ini memiliki ciri khas masing-masing. Menurutnya, jika motif-motif lokal ini dituangkan dalam batik, maka identitas Yapen akan terlihat jelas dan mudah dikenali di mana pun digunakan.
Ia berharap pelatihan ini dapat menjadi jalan bagi masyarakat untuk membuka peluang usaha kreatif, meningkatkan pendapatan, hingga menciptakan produk khas yang dapat menjadi oleh-oleh dan kebutuhan masyarakat menjelang berbagai kegiatan besar, termasuk Pesparawi.
“Kami berharap minimal dari 30 peserta, ada 10 orang yang benar-benar menjadi perajin yang mampu mengembangkan keterampilan ini secara berkelanjutan. Ini penting untuk memperkuat ekonomi masyarakat dan memastikan pelatihan ini memberi manfaat langsung,” ujarnya.
Dengan berlangsungnya pelatihan ini, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen berharap tercipta perajin batik baru yang mampu memperkuat industri kreatif sekaligus memperkenalkan identitas budaya Yapen melalui karya-karya tekstil yang bernilai seni dan ekonomi. (*)






