Berita, DPR  

Serui Bersiap Rayakan 1 Abad Pohon Terang, Tonggak Sejarah Natal Orang Papua

Serui – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen bersama panitia dan masyarakat tengah mempersiapkan Perayaan Satu Abad Pohon Terang, yang akan dipusatkan di Alun-alun Kota Serui pada 25 Desember 2025. Perayaan ini menjadi momentum penting untuk mengenang sejarah Natal pertama orang Papua sekaligus memperkuat persatuan dan kedamaian di Tanah Yapen.

Ketua Panitia Perayaan Satu Abad Pohon Terang Kepulauan Yapen, Bernard Worumi, mengatakan peringatan satu abad Pohon Terang bukan hanya perayaan keagamaan, tetapi juga pengingat perjalanan panjang iman dan peradaban orang Papua.

“Pohon Terang adalah simbol iman, persaudaraan, dan awal perubahan besar bagi orang Papua, khususnya di Kepulauan Yapen,” ujar Bernard, yang juga Wakil Ketua III DPRK Kepulauan Yapen.

Menurutnya, seluruh rangkaian kegiatan perayaan dilaksanakan dalam semangat visi daerah “Yapen Rumah Kita yang Berkeadilan, Unggul dan Sejahtera”, dengan menempatkan nilai kebersamaan dan kesejahteraan masyarakat sebagai fondasi utama.

Bernard menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen, khususnya Bupati Benyamin Arisoy dan Wakil Bupati Roi Palunga, yang dinilai memberi perhatian serius terhadap pelaksanaan Natal dan Ibadah Syukuran Satu Abad Pohon Terang.

“Pemerintah hadir sebagai pemersatu masyarakat. Dukungan ini menjadi bukti bahwa sejarah, iman, dan persatuan sosial merupakan bagian penting dari pembangunan daerah,” katanya.

Ia menambahkan, sejumlah kegiatan telah digelar menjelang puncak perayaan, antara lain Parade Santa Claus yang dirangkaikan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia, serta berbagai kegiatan sosial dan keagamaan lainnya.

Perayaan Satu Abad Pohon Terang berakar dari peristiwa bersejarah Natal pertama orang Papua di Serui pada 25 Desember 1925. Peristiwa ini tercatat dalam Majalah Zending Peningske terbitan Leiden, Belanda, 8 Agustus 1925, dan disadur oleh penulis serta peneliti sejarah gereja Hanz Wanma.

Natal akbar tersebut diprakarsai oleh Zendeling Dirk C. A. Bout, misionaris Belanda yang bertugas di Serui sejak 1924. Ribuan orang dari berbagai kampung di Kepulauan Yapen datang ke Serui dengan perahu tradisional dan berjalan kaki melintasi hutan dan perbukitan.

Pada malam Natal, Teluk Serui dipenuhi perahu berhias obor yang kemudian dikenal sebagai Pohon Terang. Catatan sejarah menyebutkan lebih dari 4.000 orang hadir dalam perayaan tersebut, yang menjadi titik awal berkembangnya iman Kristen, pendidikan, dan kehidupan sosial di Kepulauan Yapen hingga Waropen.

Seratus tahun kemudian, sejarah itu kembali dihidupkan melalui Perayaan Satu Abad Pohon Terang sebagai pengingat bahwa Natal bukan hanya peristiwa iman, tetapi juga ruang untuk membangun damai dan persatuan.

“Natallah yang mempersatukan kita. Dari Natal, Yapen dibangun sebagai rumah bersama yang berkeadilan, unggul, dan sejahtera,” tutup Bernard. (*)