SERUI – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) terus memantapkan langkah dalam mendorong kemandirian dan daya saing pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis kearifan lokal.
Salah satunya dengan menggelar Pelatihan Kerajinan Berbasis Kearifan Lokal, yang berlangsung sejak 4 hingga 7 November 2025 di Serui.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 32 perajin lokal dari distrik Yapen Selatan, Angkaisera, dan Anotaurei. Mereka dilatih membuat berbagai produk khas daerah seperti noken, ukiran kayu, mahkota, dan cendramata khas Papua.

Pelatihan tersebut menjadi langkah nyata Pemerintah Daerah dalam mewujudkan visi dan misi Bupati Benyamin Arisoy dan Wakil Bupati Roi Palunga, yakni “Yapen Rumah Kita yang Berkeadilan, Unggul, dan Sejahtera”. Salah satu fokusnya adalah penguatan ekonomi inklusif dan peningkatan sumber daya manusia unggul yang berbudaya serta berdaya saing.
Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kepulauan Yapen, Alwi Masse, menyampaikan bahwa pelatihan ini tidak hanya memperkaya keterampilan masyarakat, tetapi juga menyiapkan mereka menghadapi momentum besar seperti Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Daerah Tahun 2027.

“Kami ingin hasil karya ini menjadi bagian dari identitas daerah. Saat Pesparawi nanti, para tamu dan peserta bisa membawa pulang produk-produk khas Yapen sebagai cendramata,” ujar Alwi.
Ia menjelaskan, peserta menunjukkan antusiasme tinggi selama pelatihan. Beberapa karya bahkan sudah layak jual, mulai dari noken serat alami hingga ukiran dan aksesori dari bahan lokal.
“Semangat mereka luar biasa. Ini bukti bahwa masyarakat Yapen siap maju bersama, dengan karya yang tidak hanya bernilai ekonomi, tapi juga menjaga nilai budaya,” tambahnya.

Kepala Bidang Perindustrian, Desy M. Mirino, mengatakan peserta dibagi ke dalam empat kelompok keterampilan dan mendapat dukungan peralatan lengkap dari pemerintah daerah.
“Kami sediakan alat kerja seperti mesin bor, alat pemotong kayu, mesin jahit, hingga bahan pewarna alami dan manik-manik. Semua untuk mendukung proses produksi mereka,” jelas Desy.
Pelatihan ini juga melibatkan instruktur nasional, Mama Martha Ohee, yang dikenal sebagai pengrajin ukir senior Papua. Ia mengapresiasi semangat peserta yang cepat belajar dan mampu menghasilkan karya yang bernilai.
“Mereka punya potensi besar. Saya harap ilmu ini diteruskan ke generasi muda agar budaya kita tetap hidup,” ujar Martha.
Sementara itu, salah satu peserta, Simson Wona, menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Daerah.
“Pelatihan ini menambah ilmu kami. Kami bisa membuat produk yang lebih rapi dan menarik untuk dijual. Ini kesempatan besar bagi kami perajin lokal,” ungkapnya.

Dinas Perindag berharap hasil pelatihan ini dapat menjadi produk unggulan Yapen yang siap dipromosikan dalam berbagai event daerah dan nasional. Pemerintah juga berencana membuka ruang promosi tetap bagi pelaku UMKM di pusat kota sebagai bentuk dukungan lanjutan.
Program ini didanai melalui Dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua, Tahun 2025, dan menjadi bagian penting dari upaya Pemkab Kepulauan Yapen membangun masyarakat yang berdaya saing, mandiri, dan berbudaya, sesuai arah pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan. (*)







