Untuk melaksanakan penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten Kepulauan Yapen, pemerintah daerah mengadakan rembuk stunting dalam rangka percepatan pencegahan dan penanganan stunting.
Sebagaimana kita ketahui bahwa stunting atau sering disebut sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak, akibat kekurangan gizi kronis merupakan masalah nasional yang hingga kini masih terus diupayakan oleh pemerintah pusat dan daerah termasuk di Kabupaten Kepulauan Yapen sebab prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita di Indonesia berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2018.
Dalam sambutan Bupati Kepulauan Yapen, Tonny Tesar, S.Sos menjelaskan bahwa di Kabupaten Kepulauan Yapen yang terdiri dari 160 Kampung dan 5 Kelurahan berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan melalui pemantauan tumbuh kembang anak terdapat 1.315 anak, dari total jumlah anak tersebut 18,55% mengalami stunting dan berkisar dari umur 0-24 bulan atau 2 tahun.
Hal ini merupakan masalah dan tantangan yang dihadapi pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen untuk mengatasinya. Untuk itu melalui rembuk ini ini diharapkan ada hal baru yang dapat dihasilkan dalam mengatasi stunting di Kabupaten Kepulauan Yapen, seperti pedoman strategi komunikasi perubahan perilaku yang terpadu agar pembagian peran tugas dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan untuk mendukung perubahan perilaku agar pencegahan stunting dapat terlaksana dengan baik.
Rembuk stunting adalah upaya untuk memantapkan langkah-langkah nyata menghadapi adanya kasus stunting di Kepulauan Yapen yang menjadi prioritas setiap daerah yang merupakan program nasional.
Acara ini berlangsung pada senin 9 September 2019 di gedung Silas Papare, Serui yang dihadiri juga oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Yapen serta jajaran pimpinan opd terkait, acara pun dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen integritas.
Tim liputan humas setda kepulauan Yapen.
