Momen peringatan Hut obor Pentakosta di Tanah Papua yang ke-71 tingkat klasis Yapen Selatan, Gereja Pentakosta di Tanah Papua, berlangsung di pantai wisata Mioka, Kampung Sarawandori, distrik Kosiwo, Kabupaten Kepulauan Yapen.
Hot obor Pentakosta di Tanah Papua ke-71 ini disponsori oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen, bersama seluruh denominasi gereja yang ada di Kabupaten Kepulauan Yapen, hal ini dibenarkan oleh ketua panitia, Pdm. Frits Warametan ketika dijumpai oleh Humas.
Ketua panitia Hut pentakosta ke-71 Tahun juga, mengucapkan terima kasih kepada seluruh denominasi gereja yang terlibat dalam momen ini, di mana gereja ini bermula di Sorong Doom 30 September 1948. Sementara itu, sekertaris II Sinode GPDP, Pdt. Pieter Aronggear dalam wawancara nya menjelaskan bahwa peringatan Hut obor Pentakosta ke-71 tahun ini menjadi momen bersejarah bagi seluruh gereja Pentakosta termasuk GPDP. Dirinya menambahkan bahwa obor pentakosta merupakan satu semangat simbol yang melambangkan gerakan dari kuasa pentakosta itu sendiri. Obor yang menerangi ini di bawah secara beranting sampai ke semua daerah yang disimbolkan dengan obor pentakosta, tetapi hakekat sesungguhnya adalah kuasa pentakosta itu sendiri. Sekretaris II sinode GPDP ini juga menjelaskan bahwa Pentakosta sendiri merupakan semangat yang menghidupkan Injil, yang percaya menerima Yesus Tuhan sebagai juruselamat sehingga terbentuknya Gereja sebagai tubuh Kristus.
Sementara mewakili Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen, staf ahli Bupati, John Ken Renmaur, dalam sambutan Bupati Kepulauan Yapen menjelaskan bahwa Kemajuan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Yapen, tidak terlepas dari peran positif warga masyarakat termasuk didalamnya dari warga gereja, sehingga di momen bersejarah ini pemerintah daerah mengajak seluruh warga gereja untuk meningkatkan kualitas iman, bergandengan tangan, bersatu bersama memberikan kontribusi positif sesuai dengan profesi tugas dan tanggung jawab masing-masing.
John Renmaur juga menambahkan, bahwa 200 tahun injil masuk di Papua, dimana Manokwari sebagai kota injil, namun pada beberapa waktu lalu, demo anarkis yang merusakan fasilitas umum dinilai merupakan sebuah pukulan bagi orang Kristen. Sebagai warga gereja, John menanggapi aksi anarkis yang terjadi di Wamena, yang menurutnya demo boleh-boleh saja tetapi dalam batas kewajaran, namun jika sudah menjadi anarkis maka sangat disesalkan, apalagi hingga memakan korban jiwa, karena kita adalah saksi-saksi Kristus sehingga hidup harus mencerminkan kasih Tuhan.
Peringatan Hut obor Pentakosta ke-71 ini dihadiri langsung oleh sejumlah tokoh denominasi gereja-gereja, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen ,TNI-Polri, serta umat kristiani di Kabupaten kepulauan Yapen.