Serui – menjadi suatu sukacita bagi Warga Jemaat GKI Siloam Fitaundep Kampung Pasir Hitam dimana pada hari Sabtu, 3 Desember 2022, 1 unit Rumah Pastori akhirnya dapat diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen. Pembangunan Rumah pastori ini pertama kali dikerjakan dengan peletakan batu pertama pada tahun 2013. Sebelum diresmikan, dilaksanakan Ibadah syukur yang dilayani oleh Ketua Majelis Jemaat GKI Siloam Fitaundep, Pdt Marthen Kallo, S.Th Dalam Pembacaan Firman Tuhan terangkat dalam kitab Filipi 1: 1- 11
Ketua panitia, Anthon Raubaba, SE dalam laporannya mengatakan seiring dengan proses pembangunan dan pengembangan jemaat, sementara belum ada rumah pastori, maka dengan kesepakatan jemaat maka dibangunlah rumah pastori dengan swadaya jemaat, bantuan donator dan pemerintah daerah serta pihak lainnya. Terkait hal ini, atas inisiatif ketua Majelis dan unsur jemaat, 9 Juli 2013 dibentuk lah Panitia pembangunan Rumah Pastori.Rumah pastori bernilai Strategis dan sangat penting dalam tatanan pelayanan GKI. Dalam semangat kebersamaan untuk mewujudkan rumah pastori yang respresantif, maka 3 Desember boleh terwujud. Rumah pastori dibangun permanen dengan ukuran 8 x 10 meter persegi. Masih terdapat sejumlah kekurangan dan perlu dibenahi ke depan ditengah hambatan dan tantangan namun dapat terlewati dengan damai. Biaya berasal dari pemerintah daerah dan mitra dengan total biaya pembangunan sebesar 379 juta rupiah.
Sementara itu Pdt. Maria Mayor selaku ketua Klasis GKI Yapen Selatan dalam sambutannya mengatakan bahwa mengajak semuanya untuk mengucap syukur kepada Tuhan Karena ada hal yang Tuhan kerjakan Ketika peletakan batu pertama hingga pembangunan Pastori bisa terlaksana dan hari ini bisa diresmikan sebagai aset Gereja. Gereja adalah bagian yang diperintahkan Tuhan hadir untuk mendoakan semua orang percaya dan mengajak hidup dalam kesaksian dan pelayanan. BPK mengucapkan terima kasih kepada phmj GKI Siloam Fitaundep sehingga peresmian ini dapat terlaksana untuk dipakai dalam pekerjaan pelayanan. Pembangunan Pastori ini bertujuan supaya pekerjaan pelayanan akan tersentuh ketika pelayanan itu tinggal ditengah tengah jemaat sehingga kehadiran rumah pastori menjadi satu kesatuan dengan jemaat sehingga para pelayan Tuhan dapat ditempatkan dalam pekerjaan yang Tuhan embankan, Pastori adalah aset Gereja yang dipakai dan seterusnya sampai Tuhan Datang. Dirinya berharap dari semua Jemaat yang ada untuk bergandengan tangan agar bangunan ini akan memberikan pancaran cinta kasih Kristus dan adalah milik jemaat, pelayanan Firman akan menempati.
Foto : Andrew Woria